Setiap karya ilmiah terutama yang bertujuan untuk akademisi dituntuk melampirkan informasi yang valid. Informasi yang dimaksud tidak selalu berasal dari pemikiran penulis.
Sebagian besar berasal dari hasil pemikiran para ahli yang tertuang dalam buku, koran, hingga internet. Sehingga jika mengutip pemikiran mereka hendaknya mencantumkan sumber berupa footnote dan daftar pustaka.
Apabila suatu tulisan ilmiah tidak melampirkan daftar pustaka akan membuat kebenarannya dipertanyakan.
Meskipun, dari segi pengecekan plagiarisme 100% orisinal karena melewati paraphrase kalimat tetap saja penjiplakan. Karya tulis ilmiah seperti skripsi, tesis, jurnal, disertasi, tanpa daftar pustaka kurang diperhitungkan.
Manfaat Daftar Pustaka

Penulisan daftar pustaka juga menunjukkan profesionalitas dan kejujuran dari penulisanya. Sekilas daftar pustaka sudah menjadi tradisi wajib tidak hanya di Indonesia saja, tetapi di dunia. Adapun manfaat penulisan daftar pustaka dari sumber yang diambil yakni :
- Melengkapi etika penulisan ilmiah;
- Wujud ungkapan terima kasih terhadap penyumbang pemikiran (para ahli);
- Mendukung ide dari penulis karena dalam karya tulis ilmiah terlihat lebih meyakinkan jika mengambil sumber dari pakar terkenal atau ahlinya;
- Menjadi petunjuk untuk membuktikan kebenaran informasi maupun data yang dikutip;
- Menjadi referensi silang, artinya menunjukkan bagian mana informasi tersebut diambil.
[powerkit_separator style=”dotted” height=”10″]
Tujuan Menulis Daftar Pustaka

Dalam menulis karya tulis ilmiah dan jurnal merupakan hal wajib untuk membuat daftar pustaka. Ternyata penulisan daftar pustaka seperti berikut ini.
1. Antisipasi Penjiplakan (Plagiarism)
Daftar pustaka tidak hanya sebagai pelengkap karya tulis ilmiah maupun jurnal. Namun, bertujuan untuk mendukung orisinalitaas dan menguatkan tulisan. Sehingga, terhindar dari persangkaan plagiarisme di masa mendatang. Terutama hak cipta melekat pada sumber daftar pustaka yang dicantumkan.
2. Menghargai Penulis Asli
Daftar pustaka sebagai apresiasi terhadap penulis aslinya. Artinya, Anda menghargai orisinalitas dari orang yang mengemukakan pemikirannya tersebut. Disamping itu menjadi pengakuan materi dalam karya tulis dan jurnal merupakan argumen, ide, dan analisa orang lain.
3. Memberitahu Pembaca Mengenai Sumber Buku
Daftar pustaka harus dituliskan dengan lengkap dan sesuai standar yang ditetapkan. Jadi, pembaca akan terbantu mengetahui sumbernya dan dapat informasi lebih lengkap.
[powerkit_separator style=”dotted” height=”10″]
Tata Cara Menulis Daftar Pustaka Baik dan Benar

Hindari menulis daftar pustaka yang membuat pembaca tersesat, sebab menunjukkan cara Anda menulis kurang profesional. Oleh sebab itu, ada baiknya mengikuti tata cara menulis daftar pustaka seperti ulasan berikut ini.
1. Daftar Pustaka Sumber Buku
Rata-rata sumber dari daftar pustaka adalah referensi buku lainnya. Apabila ingin menulis daftar pustaka dari buku sebaiknya simak ulasan berikut.
– Nama
Penamaan penulis wajib ditulis pada bagian awal. Jangan lupa cara penulisan nama tersebut selalu dibalikkan. Artinya menuliskan nama belakang penulis dahulu dan dipisahkan tanda koma (,) selanjutnya mencantumkan nama depan dan tengah dari penulis buku. Cara tersebut untuk satu nama penulis buku saja.
Namun, jika referensi bukunya memuat lebih dari dua penulis dibuat secara berurutan masih dengan nama yang dibalik. Apabila lebih dari tiga penulis yang terakhir dibuat ‘dkk’ artinya ‘dan kawan-kawan’. Gelar pendidikan dan gelar lainnya yang dimiliki penulis tidak perlu dicantumkan. Beberapa buku memiliki nama editor, penulisan daftar pustakanya juga berbeda dengan mencantumkan singkatan (Ed.).
Contoh:
• Adria, Haldo (Ed.). 2003.
– Tahun Terbit
Setelah menuliskan nama, cantumkan tahun penerbitan referensi buku. Biasanya setiap buku menginformasikan tahun cetakan pertama. Tetapi perlu diingat buku yang Anda jadikan referensi mungkin saja merupakan cetakan ketiga, keempat, atau cetakan terakhir.
– Judul Buku
Penulisan referensi judul buku dalam daftar pustaka juga berbeda. Harus dituli dengan lengkap dan menggunakan huruf miring (italic).
– Kota dan Nama Penerbit
Terakhir yaitu menulis kota penerbitan dan penerbit yang mencetakkan buku. Pertama tulis nama kota dan diikuti tanda titik dua (:), selanjutnya adalah nama penerbit buku.
Perhatikan ketika menulis daftar pustaka dari referensi buku wajib dibatasi dengan tanda titik (.) bukan koma (,). Urutan yang tepat adalah ‘nama. tahun terbit. judul buku. hingga kota (titik dua) nama penerbit’.
Contoh Daftar Pustaka dari Buku
Wiliam, Handley. 2010. Family Medical Center Analys Volume 3. Jakarta: Batavia Publishing House.
2. Daftar Pustaka dari Artikel dalam Jurnal, Majalah, atau Koran

Cara penulisan daftar pustakan dari jurnal, majalah, dan koran juga sama dengan referensi dari buku. Elemen yang wajib dicantumkan yaitu nama penulis, tahun terbit, judul, kota dan nama penerbit. Adapun perbedaannya terletak pada beberapa urutannya.
– Nama
Nama yang wajib dicantumkan adalah nama dari penulis asli artikel. Bukan nama editor dari
Pastikan nama yang teman-teman tulis dalam daftar pustaka artikel tersebut adalah penulis artikelnya, bukan editor dari jurnal, koran, ataupun majalah yang menjadi sumber referensi.
– Judul
Selanjutnya, mencantukan judul artikel dari jurnal, koran, maupun majalah. Tidak diwajibkan untuk menggunakan format italic, memberikan tanda kutip (“”). Bedanya, yang diberikan format penulisan italic adalah nama jurnal, koran, atau majalah diikuti dibuat dalam tanda kurung ().
Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Artikel Jurnal
Ibrahim, Said. 2014. “Pengkajian Penerapan Bahasa Indonesia Dari Media Informasi dan Iklan Ruang Publik Kota Palembang” dalam Simbur Cahaya: Jurnal Kesastraan Volume 5 (hlm. 14-198). Palembang: Kantor Bahasa Provinsi Sumatera Selatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Majalah
Mawardi, Zulfi. 1999. “Sistem Ekonomi Pancasila”. Dalam Gatra, Desember, V. Jakarta.
Ayunda, Dianita. 2011. “Puisi: Darah dan Madu Kehidupan ” dalam Lintang Timur Sastra. Surabaya: PT Merdeka.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Surat Kabar
Faizal, Arman. 1998. “Peran Penegak Hukum di Indonesia Semakin Efektif”. Dalam Sinar Cahaya, 8 Agustuss 1998. Jakarta.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Antologi
Hadinata, Sukmo Rahardjo. 2002. “Efektifitas Metode Penelitian Hukum Dalam Fenomena Sains Kurang Efektif”. Dalam Aminanji (Ed.). 2003. Metode-metode Penelitian Hukum Dalam Masyarakat Modern. Bandung : Gramedia.
Demikian tata cara penulisan daftar pustaka dari berbagai referensi beserta contoh-contohnya. Semoga ulasan diatas dapat membantu penulis dalam proses pembuatan karya tulis ilmiah maupun jurnal.
Serta berdampak mempengaruhi masyarakat Indonesia agar menghindari plagiarisme dan meningkatkan skill menulis.